Pekerjaan Impianku

 

Pekerjaan impian yah, semua orang pasti punya ya bahkan impian ini digadang-gadang menjadi penyemangat hidup bagi seseorang dalam menjalani hari-hari.

Ga Pernah Ditanya

Apa yah mungkin sejak kecil aku ga pernah ditanya mau jadi apa ntar besar nanti, no kami ga gitu. Orangtua sibuk kerja Bapak juga sering keluar kota, parahnya lagi waktu kelas 3 SMA entah kenapa di saat teman-teman sibuk membicarakan akan ambil jurusan apa kuliah nanti aku ga mudeng, santai aja ga ikutan heboh cari tahu fakultas yang tenar atau jurusan yang bermasadepan cerah. Santai aja.

Toh bener aja dengan mulus dan lancar aku bisa masuk Fakultas Hukum di Universitas unggulan Kota Pontianak. Kenapa milih Fakultas Hukum jujur karena pengen pake setelan jas dan rok yang rapi di lingkungan yang tepat. 

 

Walau akhirnya setelan jas itu aku pake nya di Bank Mandiri selama beberapa tahun bukan di ruang sidang pengadilan sebagai pengacara atau hakim misalnya. Begitulah aku memperoleh pekerjaan, mengalir begitu saja sampai akhirnya memutuskan berhenti menjelang kelahiran anak dan karena aku ga nemu-nemu pengasuh yang tepat untuk menjaganya nanti.

Badewey kembali ke masa kecilku, kami bukan dari keluarga berada tapi juga bukan keluarga yang susah-susah amat. Sepertinya makan juga ga pernah susah, pembantu ada bahkan sampai 3 orang ya karena ibu kerja sebagai perawat di rumah sakit, bapak selalu keluar kota. Aku lima bersaudara mungkin repot jika satu pembantu mengurus semua jadi ada yang khusus cuci setrika, beberes rumah dan masak beda lagi dan Bibik yang paling kuingat sepertinya khusus menjagaku yang paling kecil. Ketika aku SMP beliau pamit pensiun dengan alasan aku sudah besar.

Ga Harmonis

Tapi kita memang ga seharmonis keluarga cemara, sepertinya kurangnya asupan komunikasi membuat ku seperti sekarang yang bingung ketika ditanya pekerjaan impian. Aneh ya, nanti akan coba aku telaah lebih jauh ah. Jangan-jangan sekarang tanpa sadar aku sendiri menerapkan pola yang sama ke anak-anakku.

Sebenarnya aku itu orang yang senang ngobrol ga bisa disebut ekstrovert juga karena seringnya malesan ketemu orang baru, ga pede an. Introvet juga bukan, karena ga takut-takut amat untuk sosialisasi. Dengan orang yang cocok bisa semalaman ngobrol, dulu jaman sekolah sering nginep di rumah temen begadang bertukar cerita.

Teman Cerita

Kalau sekarang temennya suami sendiri, ini bisa ga habis-habis kalo ngebahas sesuatu. Waktu masih tinggal di rumah mertua suamiku, kakak ku yang kulangkahi saat menikah dulu sampe bilang, "semoga nanti aku juga dapat suami yang cocok diajak ngobrol sampe pagi buta kek lu dek". Aku amini dengan tulus karena emang seseru itu punya orang yang mau mendengar dan asik di dengar juga.

Tapi aku sadari dengan anak-anakku sendiri aku ga gitu. Apalagi sekarang komunikasi kami terhalang HP. Anak-anak mager sendiri dengan HP nya begitu juga aku. Seolah ketika semua pekerjaan rumah beres aku merasa HP adalah me time ku. Waaah ga bisa ini, untung aja aku nulis ini sekarang jadinya bisa menyadari hal ini kan?

Badewey lagi tulisan ini kok lebih cocok ke tema hari pertama ya, tentang 5 Fakta ‘bout yourself itu hihi...  mana dong info tentang Pekerjaan Impianku?  Kalo dijawab sekarang sih saat ini di masa ini yang ada di otakku adalah aku pengen jadi penulis. Pengen menghasilkan uang dari menulis. Jika pun dalam perjalanannya apa yang aku dapatkan adalah berbeda, ya udah aku terima aja lah.

So apa pekerjaan impianku? Penulis.

Lagi-lagi badewey, itu aku ada sisipin sub judul gede-gede karna aku niru tulisan di blognya mba Swastikha hehe.. keknya kalo dibikin begitu jadi nya mata ga bosen. 

Oke gaaaees aku penasaran dong, pengen tau pekerjaan impian kalian jangan lupa tinggalin komen yak.