Mental health dewasa ini menjadi issue yang cukup booming untuk dibahas. Di sosial media saya sering menemukan issue mental health ini disandingan dengan generasi Z (kelahiran tahun 1995-2011). Generasi muda ini seolah dituduh menggunakan issue mental health sebagai alasan pembenaran dalam pengambilan keputusan terhadap persoalan hidup yang mereka hadapi.
Generasi Z dianggap terlalu membesar-besarkan masalah dengan
mengkaitkan tindakan mereka dengan issue mental health, seperti ketidakmampuan
mereka bersosialisasi mereka katakan terhalang genetik introvert yang dominan
dalam dirinya. Contoh lain mereka menolak aktifitas yang melibatkan orang ramai
(kerjasama dengan orang lain/team) dengan alasan mereka memiliki gangguan
kecemasan atau Anxiety akut. Lantas hal ini menjadi bahan olok-olok orang ramai
siapa lagi kalo bukan kaum Netizen yang maha benar.
Apakah benar mereka seperti itu yang terlalu euforia dengan
issue mental health sehingga secara Fomo melekatkan identitas diri mereka
dengan satu atau dua jenis gangguan mental pada dirinya? atau memang hal ini
sebenarnya harus kita perhatikan bersama.
Edukasi yang tepat serta pendekatan yang mudah dipahami saya
yakin akan menempatkan berbagai issue penting sesuai koridornya masing-masing.
Sehingga tidak ada kesalahpahaman yang berujung pemanfaatan atau malah semakin
menjerumuskan.
Apa itu mental health
/ kesehatan jiwa
Kesehatan
jiwa atau kesehatan mental adalah kesehatan yang berkaitan dengan kondisi
emosi, kejiwaan, dan psikis seseorang. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh
peristiwa besar dan yang terjadi dalam
hidup seseorang yang kemudian berdampak pada kepribadian dan perilakunya.
Peristiwa
tersebut umumnya bersifat traumatik, misalnya pelecehan seksual ataupun trauma
akibat kekerasan dalam rumah tangga yang menyebabkan kondisi kejiwaan seseorang
terganggu karenanya.
Adapun dampak pada kepribadian seseorang yang mengidap
gangguan kejiwaan antara lain, sulit berkonsentrasi, kecemasan berlebihan,
menarik diri dalam bersosialisasi, perubahan mood yang tiba-tiba, berhalusinasi
– delusi, agresif hingga memiliki dorongan untuk menyakiti diri sendiri -self
harm.
jika
kondisi kejiwaan sudah sedemikian parah hingga tidak dapat di tangani oleh diri
sendiri tentunya mendapat pertolongan profesional adalah sebuah keharusan sebab
hal ini tidak bisa dibiarkan secara berlarut.
Namun
jika masih dalam kadar yang ringan sebab manusia memang pada dasarnya memiliki
emosi yang dapat berubah dan selagi masih bisa di handle maka berikut tips yang
mungkin bisa dilakukan untuk menangani emosi dan kondisi kejiwaan kita.
Tips agar kita terhindar dari gangguan kesehatan
jiwa
Mulailah hari dengan hal positif, memuji diri sendiri
menyampaikan kata-kata positif tentang dirimu di awal hari sangat bermanfaat untuk
membuat harimu lebih cerah di hari itu. Banyak penelitian yang menyebutkan
bahwa kita adalah apa yang kita fikirkan. Jadi jika kita selalu meng-klaim
hal-hal positif melekat pada diri kita maka seperti itulah yang terjadi dalam
hidupmu, maka setiap harinya kita berpotensi untuk menjadi orang yang optimis
dan mantap menjalani hari.
- Bangun Kesadaran dan Fokus Pada Saat Ini
Untuk menghindari pikiran yang terbang melanglang buana
penting melatih kesadaran untuk tetap berada di moment saat ini (present time).
Hal ini dapat menjauhkan kita dari overthingking. Lakukan aktivitas berguna
jika waktumu begitu senggang. Jika bekerja maka fokuslah pada pekerjaanmu saat
itu. Bangun kesadaran dengan selalu merasakan keadaan sekitar dengan panca
indera, rasakan bau yang mengudara, dengarkan keriuhan sekitar contoh ketika
mengetik nikmati suara ketukan keyboardmu dan lain sebagainya. Jika pikiran
kembali melayang hingga memikirkan hal negatif segera bawa dirimu untuk fokus
pada kegiatan yang sedang kamu lakukan.
- Terbukalah Pada Seseorang
Memiliki orang yang dapat dipercaya seperti orang tua,
saudara atau sahabat sangatlah penting. Bagikan cerita hidupmu kepada orang
yang kamu percaya. Memendam persoalan sendiri sangat berpotensi memicu stress
hingga depresi yang akan menjerumuskan kesehatan mental. Manusia adalah mahluk
sosial wajar jika berbagi masalah dengan orang lain untuk sedikit menemukan
solusi atau sekedar penghiburan.
- Selalu Bersyukur dan Mendekatkan Diri Pada Ilmu Agama
Manusia dengan segala keterbatasannya sebetulnya sangat
tergantung pada kekuatan diluar dirinya sendiri yaitu Sang Pencipta. Disaat terpuruk
dan seolah tak ada satu orangpun yang dapat membantu, proses kepasrahan
terhadap yang Maha Kuasa adalah detox terbaik bagi jiwa yang terluka.
Bagi saya tempat mengadu yang terbaik ialah saat menggelar
sejadah di waktu sendiri. Fokus bercerita pada ilahi kemudian menyerahkan semua
kepadaNya selalu menjadi pelepasan terhadap segala kerumitan persoalan. Saat memutuskan
menyerah pikiran tak lagi bekerja keras mencari jalan keluar, dan seringnya
disaat itulah pertolongan selalu datang berupa hal yang tak disangka-sangka. Tak
akan mampu manusia menciptakan skenario terbaik selain sang pemilik skenario
itu sendiri. Tugas kita sebagai manusia hanya menjalani hidup se-baik mungkin.
Kekuatan afirmasi tuh bener ngefek sihhhh
BalasHapussiapa lagi yang berpikir positif untuk diri kita kalo bukan diri sendiri ya kan
Hapusahhh yakin sih sama afirmasi. Cobaan generasi Z sekarang ini adalah praduganya para milenial ya kak? :D
BalasHapusiya ^^ kakak-kakak milenial harusnya ga usah sekejam itu doong walau bener tentu ada penyampaian yg lebih sesuai
HapusAffirmasi diri dan law attraction ya kak..kalau kita berpikir positif then everything will be ok
BalasHapusiyap, untuk LOA cukup dengan "merasa biasa dengan hal yang belum kita capai"
HapusJadi inget jaman2 lagi fase transisi + burnout tiap hari afirmasi positif ke diri lewat tulisan
BalasHapusmenulis memang langkah efektif men-declaire afirmasi
HapusAku sehat, aku bahagia, aku kuat
BalasHapustop 3 afirmasi of the day
Hapus