Selasa, 09 Januari 2024

Bagaimana Menjaga Kewarasan Diri Agar Tak Berujung Menyakiti Diri Sendiri

 



Mental health dewasa ini menjadi issue yang cukup booming untuk dibahas. Di sosial media saya sering menemukan issue mental health ini disandingan dengan generasi Z (kelahiran tahun 1995-2011). Generasi muda ini seolah dituduh menggunakan issue mental health sebagai alasan pembenaran dalam pengambilan keputusan terhadap persoalan hidup yang mereka hadapi.

Generasi Z dianggap terlalu membesar-besarkan masalah dengan mengkaitkan tindakan mereka dengan issue mental health, seperti ketidakmampuan mereka bersosialisasi mereka katakan terhalang genetik introvert yang dominan dalam dirinya. Contoh lain mereka menolak aktifitas yang melibatkan orang ramai (kerjasama dengan orang lain/team) dengan alasan mereka memiliki gangguan kecemasan atau Anxiety akut. Lantas hal ini menjadi bahan olok-olok orang ramai siapa lagi kalo bukan kaum Netizen yang maha benar.

Apakah benar mereka seperti itu yang terlalu euforia dengan issue mental health sehingga secara Fomo melekatkan identitas diri mereka dengan satu atau dua jenis gangguan mental pada dirinya? atau memang hal ini sebenarnya harus kita perhatikan bersama.

Edukasi yang tepat serta pendekatan yang mudah dipahami saya yakin akan menempatkan berbagai issue penting sesuai koridornya masing-masing. Sehingga tidak ada kesalahpahaman yang berujung pemanfaatan atau malah semakin menjerumuskan.

Apa itu mental health / kesehatan jiwa

Kesehatan jiwa atau kesehatan mental adalah kesehatan yang berkaitan dengan kondisi emosi, kejiwaan, dan psikis seseorang. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh peristiwa besar dan  yang terjadi dalam hidup seseorang yang kemudian berdampak pada kepribadian dan perilakunya.

Peristiwa tersebut umumnya bersifat traumatik, misalnya pelecehan seksual ataupun trauma akibat kekerasan dalam rumah tangga yang menyebabkan kondisi kejiwaan seseorang terganggu karenanya.

 Adapun dampak pada kepribadian seseorang yang mengidap gangguan kejiwaan antara lain, sulit berkonsentrasi, kecemasan berlebihan, menarik diri dalam bersosialisasi, perubahan mood yang tiba-tiba, berhalusinasi – delusi, agresif hingga memiliki dorongan untuk menyakiti diri sendiri -self harm.

jika kondisi kejiwaan sudah sedemikian parah hingga tidak dapat di tangani oleh diri sendiri tentunya mendapat pertolongan profesional adalah sebuah keharusan sebab hal ini tidak bisa dibiarkan secara berlarut.

Namun jika masih dalam kadar yang ringan sebab manusia memang pada dasarnya memiliki emosi yang dapat berubah dan selagi masih bisa di handle maka berikut tips yang mungkin bisa dilakukan untuk menangani emosi dan kondisi kejiwaan kita.

 

Tips  agar kita terhindar dari gangguan kesehatan jiwa

  •  Afirmasi Positif Kepada Diri Sendiri Setiap Memulai Hari

Mulailah hari dengan hal positif, memuji diri sendiri menyampaikan kata-kata positif tentang dirimu di awal hari sangat bermanfaat untuk membuat harimu lebih cerah di hari itu. Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa kita adalah apa yang kita fikirkan. Jadi jika kita selalu meng-klaim hal-hal positif melekat pada diri kita maka seperti itulah yang terjadi dalam hidupmu, maka setiap harinya kita berpotensi untuk menjadi orang yang optimis dan mantap menjalani hari.

  • Bangun Kesadaran dan Fokus Pada Saat Ini

Untuk menghindari pikiran yang terbang melanglang buana penting melatih kesadaran untuk tetap berada di moment saat ini (present time). Hal ini dapat menjauhkan kita dari overthingking. Lakukan aktivitas berguna jika waktumu begitu senggang. Jika bekerja maka fokuslah pada pekerjaanmu saat itu. Bangun kesadaran dengan selalu merasakan keadaan sekitar dengan panca indera, rasakan bau yang mengudara, dengarkan keriuhan sekitar contoh ketika mengetik nikmati suara ketukan keyboardmu dan lain sebagainya. Jika pikiran kembali melayang hingga memikirkan hal negatif segera bawa dirimu untuk fokus pada kegiatan yang sedang kamu lakukan.

  • Terbukalah Pada Seseorang

Memiliki orang yang dapat dipercaya seperti orang tua, saudara atau sahabat sangatlah penting. Bagikan cerita hidupmu kepada orang yang kamu percaya. Memendam persoalan sendiri sangat berpotensi memicu stress hingga depresi yang akan menjerumuskan kesehatan mental. Manusia adalah mahluk sosial wajar jika berbagi masalah dengan orang lain untuk sedikit menemukan solusi atau sekedar penghiburan.

  • Selalu Bersyukur dan Mendekatkan Diri Pada Ilmu Agama

Manusia dengan segala keterbatasannya sebetulnya sangat tergantung pada kekuatan diluar dirinya sendiri yaitu Sang Pencipta. Disaat terpuruk dan seolah tak ada satu orangpun yang dapat membantu, proses kepasrahan terhadap yang Maha Kuasa adalah detox terbaik bagi jiwa yang terluka.

Bagi saya tempat mengadu yang terbaik ialah saat menggelar sejadah di waktu sendiri. Fokus bercerita pada ilahi kemudian menyerahkan semua kepadaNya selalu menjadi pelepasan terhadap segala kerumitan persoalan. Saat memutuskan menyerah pikiran tak lagi bekerja keras mencari jalan keluar, dan seringnya disaat itulah pertolongan selalu datang berupa hal yang tak disangka-sangka. Tak akan mampu manusia menciptakan skenario terbaik selain sang pemilik skenario itu sendiri. Tugas kita sebagai manusia hanya menjalani hidup se-baik mungkin.

10 komentar:

  1. Kekuatan afirmasi tuh bener ngefek sihhhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. siapa lagi yang berpikir positif untuk diri kita kalo bukan diri sendiri ya kan

      Hapus
  2. ahhh yakin sih sama afirmasi. Cobaan generasi Z sekarang ini adalah praduganya para milenial ya kak? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ^^ kakak-kakak milenial harusnya ga usah sekejam itu doong walau bener tentu ada penyampaian yg lebih sesuai

      Hapus
  3. Affirmasi diri dan law attraction ya kak..kalau kita berpikir positif then everything will be ok

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyap, untuk LOA cukup dengan "merasa biasa dengan hal yang belum kita capai"

      Hapus
  4. Jadi inget jaman2 lagi fase transisi + burnout tiap hari afirmasi positif ke diri lewat tulisan

    BalasHapus
    Balasan
    1. menulis memang langkah efektif men-declaire afirmasi

      Hapus