Ternyata menulis sesuai tema itu ga mudah ya, seperti
sekarang harusnya menulis tetang moment sedih tapi justru saat ini yang aku
rasakan emosi marah. Marah yang luar biasa. Sama sekali ga bisa memunculkan
emosi sedih sedikitkun. Saking marahnya kepala rasanya berdetak jantung
berdenyut keras. Kebolak balik kan, emang begitu lah rasanya.
Kalau dilihat masalah yang aku
hadapi sekarang itu sepele banget tapi sebenarnya ini akumulasi persoalan yang
menumpuk dari sejak lama. Jadi ke trigger dikit aja itu bisa bikin aku naik
darah diperparah lagi aku tahu aku ga bisa luapin dengan cara protes misalnya,
marah-marah, teriak atau lainnya. Ga bisa.
Bukan, bukan masalah dengan suami.
Kalau dengan suami justru kami sudah lama sepakat gimana menyelesaikan masalah.
Sudah ada Juklak nya.
Jadi, apa boleh tema menulisnya aku
ganti aja ya, menjadi “apa yang aku lakukan kalau aku MARAH”
Ah, nanti aku jadinya ga komitmen
dong ya sama kesepakatan kita para peserta ODOP ini. Baiklah aku coba
menguraikan tentang apa yang aku lakukan ketika sedih.
Diam
Reaksi awal Diam. Karena aku tipenya memang mencerna dulu
jika ada kejadian yang tidak enak menimpa diriku di hari itu. Mendengar kabar
buruk misalnya, entah saudara ada yang meninggal atau kejadian-kejadian seperti
aku di hina, dikhianati, di remehkan, atau di abaikan. Diam.
Sampai akhirnya aku mampu mendefinisikan semua kejadian
secara detil termasuk mengorek letak salahku dimana dan apakah pantas aku
mendapat perlakuan demikian.
Coba Cari Jalan
Keluar
Jika sudah mengumpulkan banyak data mengenai kejadian yang
menyedihkan tersebut maka langkah paling manusiawi adalah mencari jawaban
termasuk mencari jalan keluar agar rasa sedih kecewa dan rasa ga terima
setidaknya bisa di mininalisir.
Tunggu-tunggu kayaknya bukan ini deh maksud dari tema diatas
ya. Apa mungkin harapan kalian adalah kalau sedih kita itu pergi kemana,
ngapaian aja supaya rasa sedihnya memudar gitu? Seperti healing ke pantai, atau
pergi menyendiri sejenak tanpa suami dan anak, atau malah minta diajak kabur sama
temen-temen se-Gank, nonton, dengerin musik.
Begitukah ?
Kalau seperti itu aku ga ada, ga pernah pergi healing ke
tempat-tempat estetik. Ga pernah juga kabur-kaburan. Balik lagi aku orang yang
ga bisa ceritain masalah ke orang lain, temen dekat temen jauh. Bahkan nulis
status WA aja aku jarang, ga pernah jadiin Wall Facebook sebagai tembok
ratapan. Trus curhatnya ke siapa. Lanjut baca yah.
Mengadu
Kalau masalah udah aku rasain mentok banget, ga bisa
ngapa-ngapain, dada sampe sakit secara nyata karena menahan perasaan maka jalan
terbaik adalah menggelar sejadah di waktu mustajab.
Bersyukurlah teman-teman yang sudah merasakan menangis
hingga tersungkur saat mengadu kepada sang pemilik nyawa. Jika memang Allah
menggariskan aku harus merasakan kesedihan ini maka ku Cuma meminta agar Allah
segera memberikan pemahaman untuk apa aku harus merasakan rasa sedih ini. Buat
aku mengerti dan kemudian buat aku menerima.
Mengingat ini saja amarahku yang tadi sedikit memudar. Ya
Allah maafkan aku.
Itu saja yang bisa aku tulis untuk hari ini ya teman-teman.
Ga sabar baca punya kalian.
Semangat kak Nining..semoga segera selese masalahnya♥️
BalasHapusamiinn, makasih kak Winda. Bismillah
Hapushamparan sejadah emang tempat mengadu yang paling aman dan nyaman ya mba,,,
BalasHapusbener bangettt
HapusMengobati sedih dan marah caranya sama ya:)
BalasHapusAku sekarang mengadunya lebih ke Allah, kak, lebih plong aja
BalasHapus