Jumat, 05 Januari 2024

Apa Yang Aku Lakukan Ketika Sedih?

Ternyata menulis sesuai tema itu ga mudah ya, seperti sekarang harusnya menulis tetang moment sedih tapi justru saat ini yang aku rasakan emosi marah. Marah yang luar biasa. Sama sekali ga bisa memunculkan emosi sedih sedikitkun. Saking marahnya kepala rasanya berdetak jantung berdenyut keras. Kebolak balik kan, emang begitu lah rasanya.

Kalau dilihat masalah yang aku hadapi sekarang itu sepele banget tapi sebenarnya ini akumulasi persoalan yang menumpuk dari sejak lama. Jadi ke trigger dikit aja itu bisa bikin aku naik darah diperparah lagi aku tahu aku ga bisa luapin dengan cara protes misalnya, marah-marah, teriak atau lainnya. Ga bisa.

Bukan, bukan masalah dengan suami. Kalau dengan suami justru kami sudah lama sepakat gimana menyelesaikan masalah. Sudah ada Juklak nya.

Jadi, apa boleh tema menulisnya aku ganti aja ya, menjadi “apa yang aku lakukan kalau aku MARAH”

Ah, nanti aku jadinya ga komitmen dong ya sama kesepakatan kita para peserta ODOP ini. Baiklah aku coba menguraikan tentang apa yang aku lakukan ketika sedih.

Diam

Reaksi awal Diam. Karena aku tipenya memang mencerna dulu jika ada kejadian yang tidak enak menimpa diriku di hari itu. Mendengar kabar buruk misalnya, entah saudara ada yang meninggal atau kejadian-kejadian seperti aku di hina, dikhianati, di remehkan, atau di abaikan. Diam.

Sampai akhirnya aku mampu mendefinisikan semua kejadian secara detil termasuk mengorek letak salahku dimana dan apakah pantas aku mendapat perlakuan demikian.



Coba Cari Jalan Keluar

Jika sudah mengumpulkan banyak data mengenai kejadian yang menyedihkan tersebut maka langkah paling manusiawi adalah mencari jawaban termasuk mencari jalan keluar agar rasa sedih kecewa dan rasa ga terima setidaknya bisa di mininalisir.

Tunggu-tunggu kayaknya bukan ini deh maksud dari tema diatas ya. Apa mungkin harapan kalian adalah kalau sedih kita itu pergi kemana, ngapaian aja supaya rasa sedihnya memudar gitu? Seperti healing ke pantai, atau pergi menyendiri sejenak tanpa suami dan anak, atau malah minta diajak kabur sama temen-temen se-Gank, nonton, dengerin musik.

Begitukah ?

Kalau seperti itu aku ga ada, ga pernah pergi healing ke tempat-tempat estetik. Ga pernah juga kabur-kaburan. Balik lagi aku orang yang ga bisa ceritain masalah ke orang lain, temen dekat temen jauh. Bahkan nulis status WA aja aku jarang, ga pernah jadiin Wall Facebook sebagai tembok ratapan. Trus curhatnya ke siapa. Lanjut baca yah.

Mengadu

Kalau masalah udah aku rasain mentok banget, ga bisa ngapa-ngapain, dada sampe sakit secara nyata karena menahan perasaan maka jalan terbaik adalah menggelar sejadah di waktu mustajab.

Bersyukurlah teman-teman yang sudah merasakan menangis hingga tersungkur saat mengadu kepada sang pemilik nyawa. Jika memang Allah menggariskan aku harus merasakan kesedihan ini maka ku Cuma meminta agar Allah segera memberikan pemahaman untuk apa aku harus merasakan rasa sedih ini. Buat aku mengerti dan kemudian buat aku menerima.

Mengingat ini saja amarahku yang tadi sedikit memudar. Ya Allah maafkan aku.

Itu saja yang bisa aku tulis untuk hari ini ya teman-teman. Ga sabar baca punya kalian.

 

6 komentar:

  1. Semangat kak Nining..semoga segera selese masalahnya♥️

    BalasHapus
  2. hamparan sejadah emang tempat mengadu yang paling aman dan nyaman ya mba,,,

    BalasHapus
  3. Mengobati sedih dan marah caranya sama ya:)

    BalasHapus
  4. Aku sekarang mengadunya lebih ke Allah, kak, lebih plong aja

    BalasHapus