Apa Rasanya Jika Kamu Tidak Menua? Film The Age of Adaline

source

Mungkin jawaban cepatnya, senang dong muda terus cantik terus. Tapi penasaran ga sih suami kita bahkan anak-anak kita terus menua sementara kita stuck di usia 25 tahun. Bagaimana pula orang-orang di sekeliling kita?

The Age of Adeline menceritakan kisah  seorang wanita yang entah beruntung ataukah  musibah mengalami suatu kecelakaan yang membuatnya seolah berhenti bertambah usia. 

Di awal musim salju yang dingin mobil Adeline jatuh kejurang. Dengan perlahan ia beserta mobilnya tenggelam di air yang beku menyebabkan suhu tubuhnya menurun hingga minus 30 derajat celcius. Kejadian ini membuat jantung Adaline berhenti berdetak. Namun dua menit kemudian petir menyambar mobil tersebut dan serta merta mengalirkan arus listrik berdaya tinggi ke tubuh Adeline. Sengatan listrik ini menyebabkan keajaiban bagi Adaline. Pertama jantung Adeline kembali berdetak setelah berhenti selama dua menit yang kedua hantaran listrik ribuan megawatt tersebut menyebabkan perubahan struktur DNA Adeline sehingga ia tidak bisa mengalami penuaan.

Bertahun-tahun wanita cantik berambut pirang ini terus hidup seolah awet muda. Sepeninggal mendiang suaminya Adaline menjalani kehidupan normal bersama putrinya. Namun ia tak bisa terus menerus menyembunyikan fakta bahkan ketika putrinya beranjak dewasa banyak orang yang menanyakan mengapa mereka layaknya kakak dan adik bukan seperti ibu dan anak.

Maka di masa itulah Adaline mulai berhati-hati, tak lagi membiarkan dirinya di foto dan memutuskan untuk berpindah-pindah setelah kejadian polisi yang menyangsikan penampilan wajah asli dengan data usianya di KTP. Adaline mengubah identitasnya setiap 10 tahun demi menghindari kecurigaan polisi yang terus mencarinya. Tak mau dijadikan kelinci percobaan Adaline terpaksa hidup terpisah dengan putri satu-satunya.

Adaline tetap menjalani hidupnya, ia bahkan berkuliah dan bergaul sebagaimana wanita muda seusianya. Hingga di suatu masa ia bertemu dan jatuh cinta dengan seorang pemuda walau akhirnya ia memutuskan untuk pergi justru disaat ia tahu sang pemuda hendak melamarnya. Baginya perpisahan adalah masa depan dalam suatu hubungan apapun.

Secara umum ide cerita di film ini bukanlah suatu hal yang baru, genre drama-romantis sangat kental pada alur dimana kemudian Adaline kembali memberanikan diri untuk membuka hati pada perjuangan seorang pemuda yang terus mencari cara untuk mendekatinya. Bahwa ternyata pemuda ini adalah putra dari lelaki di masa lalunya, rasanya kita sudah akrab dengan konflik ayah dan anak yang mencintai wanita yang sama.

Namun yang menarik dari film ini adalah bagaimana sutradara memberikan penjelasan mengenai pergantian masa serta usia Adaline melalui putrinya yang terus bertambah usia. Selain itu penonton seolah menjadi pengamat fashion, dengan menyaksikan kecantikan Adaline yang berbeda-beda seiring perubahan zaman.

Momen paling mengharukan bagi saya adalah ketika putri Adaline yang telah lanjut usia memohon izin untuk tinggal di panti jompo karena tak berani lagi tinggal sendirian. Secara halus dan sabar ia menolak tawaran Adaline untuk tinggal bersama, ia tahu ibunya akan terus berpindah tempat sementara dengan usianya yang telah renta ia tak lagi sanggup mengikuti untuk tinggal di kota yang berdekatan dengan sang ibu. Kasih sayang mereka begitu nyata. Di adegan ini kita tetap tahu mana ibu mana anak, meski ada perbedaan mencolok dari keduanya. Anak tetaplah anak yang manja dan patuh pada ibunya.

Film ini sangat rekomended untuk di tonton saat waktu santai kalian, saya sendiri tak pernah bosan nonton berulang kali. Apakah Adeline akhirnya menyerah untuk terus lari dari kehidupan? Apa yang terjadi saat ia bertemu dengan ayah kekasihnya yang ternyata pemuda masa lalu yang pernah ia tolak lamarannya, akankah ia dikenali? Terbongkarkah rahasianya? Nonton aja sendiri yah. Seru kok. 

Judul Film : The Age of Adaline